Sabtu, 18 Desember 2010

Pengkaderan IPNU IPPNU mengalami kemunduran


Pengkaderan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mengalami kemunduran.  Padahal, IPNU dan IPPNU sebagai garda terdepan NU yang membidangi kaum muda khususnya masyarakat pelajar, seharusnya mampu menanamkan nilai-nilai keagamaan yang berdasarkan aliran ahlussunah wal jamaah (Aswaja).
“Pelatihan ini merupakan bentuk promosi kita kepada mereka dalam rangka merekrut kader-kader yang akan menjadi penerus bangsa masa depan. Tapi, jika dicermati dari masa awal perjuangannya kini mengalami kemunduran yang drastic,”tandas Ketua umum PP IPNU, Margaret Aliatul Maemunah.
Acara Latihan Kader Utama (LAKUT) yang diadakan oleh PW IPNU-IPPNU DKI Jakarta, pada Sabtu. 27 November 2010 di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Cilandak Jakarta Selatan.
Kemunduran itu lanjut Margaret, itu disebabkan oleh hilangnya ruh perjuangan dan kepedulian terhadap IPNU dan IPPNU dalam diri individu masing-masing. Oleh sebab itu tugas kita sekarang adalah menghadirkan kembali semangat perjuangan itu sehingga kejayaan IPNU-IPPNU akan bangkit kembali dan bukannya tinggal kenangan.
Sementara itu Wakil ketua PWNU DKI Jakarta KH Muhyiddin Ishak mengatakan tanpa ada IPNU dan IPPNU, NU tidak berarti apa-apa. Karena itu ke depan anak-anak muda harus lebih giat lagi dalam mempertahankan tradisi-tradisi ke-NU-an yang akhir-akhir ini sudah banyak dilupakan.
“NU tanpa ada gerakan kaum muda tidak akan berarti apa-apa. Karena itu tantangan yang dihadapi  anak-anak muda khususnya IPNU dan IPPNU sekarang lebih berat, sehingga dalam pengkaderannya pun harus disertai dengan manajemen yang matang,” tutur  Muhyiddin yang juga pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum itu  mengingatkan.
Selain itu lanjut Muhyiddin IPNU dan IPPNU agar bisa merekrut kader-kader yang berbasis sekolah umum, karena sebetulnya merekalah yang membutuhkan pendamping dalam mengembangkan pengetahuan, dan disitulah tugas IPNU dan IPPNU adalah mendampingi pelajar.
Hery Susanto,  Ketua PW IPNU DKI Jakarta berpendapat Lakut ini diadakan selama dua hari sejak 27-28 November 2010. Sedangkan peserta dihadirkan dari tiap-tiap cabang yang sudah pernah mengikuti proses Makesta dan Lakmud. Penylengaraan Lakut ini bekerjasama dengan IPPNU.
Menurutnya pelatihan ini diharapkan ada kebersamaan antara IPNU dan IPPNU dalam menghadapi permasalahan yang sama-sama menangani pejalar.  (Zakaria)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar