Selasa, 19 Juli 2016


“TARJIH HADITS SATAFTARIQU UMMATI”
Telaah Kontroversi Kesahihan  Hadits Tentang Perpecahan UmmatPrdiksi Rasulullah SAW “
---MUKADDIMAH---

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita segenap kekuatan yang sehingga dapat kita rasakan segala apa yang telah Dia karuniakan dalam bentuk ni’mat Islam Iman maupun ni’mat Ihsan sehingga dapat kita gapai apa yang selama ini kita selalu harapkan yakni sebuah kesehatan lahir maupun bathin. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan keharibaan Rasulullah SAW yang selalu menjadi panutan serta junjungan hingga tak lagi matahari terbit di ujung timur sana, begitupun teriring rasa ta’dzim akan perjuangan para sahabat serta seluruh pengikutnya yang terus berjuang mempertahankan kemurnian ajaran Islam.

Mencuatnya banyak aliran dalam islam belakangan ini bukan lagi sesuatu yang tabu sebab jauh hari senbelum masa ini, rasulullah SAW sudah memprediksi akan banyaknya kemunculan beberapa firqoh (golongan) yang mengatas namakan Islam tetapi malah menghantui keotentikan serta kemurnian ajaran Islam lewat sebuah hadits yang sampai saat ini masih menebar bibit kontroversi antara beberapa pihak yang mereka saling mengklaim akan kebenaran firqohnya masing – masing. Hal tersebut kemudian menjadi ketertarikan penulis untuk ikut andmenyumbangakan sedikit pengetahuan akan hal tersebut yang tengah ramai diperbincangkan terlepas dari mana golongan asal penulis dibesarkan hingga saat tulisan ini disampaikan. Selain daripada itu, tulisan ini juga didedikasikan sebagai pemenuhan tugas mandiri mata kuliah ’Ulumul Hadits yang diampu oleh Bapak Mahdi,M.Ag pada perkuliahan semester III Tadris IPS yang tengah diselami oleh penulis.

Besar harapan penulis semoga tulisan ini bisa memberi manfaat kemudian bukan hanya menjadi wacana tanpa makna kemudian terbengkalai dalam lautan sampah penuh dusta. Akhirnya semoga ini bisa menjadi pengetahuan bagi banyak pembaca agar manfaat serta memberikan manfaat bagi semua kususnya mereka yang sedang mencari tahu tentang hal ini.

KONTROVERSI HADITS

Belakangan mencuat kembali isu lama terutama dalam salah satu kelompok masyarakat Islam di Indonesia setelah beberapa kasus “penodaan agama” oleh beberapa oknum yang entah apa alasan mereka mulai dari yang mengaku sebagai “Ruh Al Amin Jibril AS” sampai belakangan ajaran “Aliran Hidup Dibalik Hidup”, terbukti sukses beberapa aliran ini berhasil menggoyang akidah umat Islam dalam kedamaian sehingga memancing banyak kalangan untuk berseberanga pendapat mulai dari yang menolak secara tegas sampai juga membela secara tegas pula. hal ini menjadi perbincangan unik tersendiri di kalangan umat islam Indonesia.

Berangkat dari hal tersebut, sudah jelas tampak bahwa prediksi Nabi sudah terbukti secra empiris dan tidak lagi diragukan akan kebenaran hal tersebut, betapa 14 abad yang lalu Rasulullah SAW menjelaskan dengan gamblang akan munculnya firqoh – firqoh yang secara hakikatnnya mengganyang kepercayaan serta keteguhan ummat Islam. Namun hal ini pula kemudian yang memancing banyak obrolan hangat tentang kebenaran prediksi ini, apa benar sebelumnya Rasulullah SAW pernah berbicara tentang hal ini atau hanya sekedar rekayasa para Ulama untuk membenar – benarkan sesuatu yang memang marak terjadi?!

Beberapa pekan yang lalu juga banyak dari kalangan ustadz yang menyuarakan dengan lantang tentang kelemahan hadits ini bahkan ada yang sampai mengecap hadits ini sebagai hadits maudhlu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenaran hadits tersebut. Ada beberapa hal yeng kemudian penulis analisis faktor – faktor yang menyebabkan hal ini sampai terjadi antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Menurut mereka terdapat kelemahan pada sanad – sanadnya.
  2. Simpang siurnya jumlah golongan yang disebutkan,  mulai dari 70, 71, 72, dan sampai 73 atau juga hanya menyebut 70 lebih.
  3. Menurut mereka secara rasional suatu yang tidak mungkin Allah menciptakan surga seluas langit dan bumi hanya untuk 1 dari 73 golongan saja.
    Serta masih banyak lagi alasan yang melatar belakangi sampai maraknya hadits ini diperbincangkan kembali yang dalam keterbatasan pengethaun penulis tidak mampu penulis sebutkan secara spesifik, mulai dari yang membentuk opini publik untuk saling berkumpul pada satu firqoh saja ataupun sebaliknya.

    Pada pembahasannya,Insya Allah akan penulis coba suguhkan kejelasan kedudukan sebenarnya hadits ini dari segi pandangan Ahli Hadits yang berhasil penulis himpun dari beberapa referensi yang walaupun sangat terbatas. semoga ini bukan pembenaran yang sengaja penulis benar – benarkan sehingga menimbulkan banyak kesesatan di hari kemudian. Insya Allah.





    Artinya : “Kaum Yahudi bergolong – golong menjadi 71 golongan, Kaum Nashrani menjadi 72 golongan, dan ummatku (ummat Islam) akan menjadi 73 golongan. semua golongan mesuk neraka kecuali satu” para sahabat bertanya “siapa satu yang selamat tersebut?” Rasulullah SAW menjawab ”mereka adalah Ahlu As SunahWa Al Jama’ah (Penganut Sunnah & Jama’ah)” Apakah Ahlu As Sunah Wa Al Jama’ah itu? “Ahlu As Sunah Wa Al Jama’ah ialah mereka yang aku bersamanya beserta sahabat sahabatku

    Hadits tersebut merupakan satu daripada banyak hadits tentang hal yang sama, jika kita kumpulkan hadits – hadits tentang terpecahnya ummat menjadi beberapa golongan dan satu yang masuk surga lebih kurang ada 15 hadits yang diriwayatlkan oleh lebih dari 10 ahli hadits dari 14 sahabat Rasulullah SAW yaitu : Abu Hurairah, Mu’awiyah, Abdullah bin ‘Amr bin Al – Ash, Auf bin Malik, Abu Umamah, Ibn Mas’ud, Jabir bin Abdillah, Sa’ad bin Abi Waqosh, Abu Darda, Watsilah bin Al Aqsha’, Amr bin Auf Al Muzani, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa Al Asy’ary dan Anas bin Malik[1].

    *      Tentang Pertama
    "Dari Abu Hurairah ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah SAW. Kaum Yahudi telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan dan Kaum Nashrani telah terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan atau 72 (tujuh puluh dua) golongan dan ummatku akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan".
    Keterangan :
    Hadits ini diriwayatkan oleh :
    1.      Abu Dawud : Kitabus Sunnah, 1 bab Syarhus Sunnah 4 : 197-198 nomor hadits 4596. Dan hadits di atas adalah lafadz Abu Dawud.
    2.      Tirmidzi : Kitabul Iman, 18 bab Maa ja'a fi 'Iftiraaqi Hadzihil Ummah, nomor 2778 dan ia berkata : Hadits ini HASAN SHAHIH. (lihat Tuhfatul-Ahwadzi VII : 397-398).
    3.      Ibnu Majah : 36 Kitabul Fitan, 17 bab Iftiraaqil Umam, nomor 3991.

    4.      Imam Ahmad dalam Musnadnya 2 : 332 tanpa menyebutkan kata Nashara.
    5.      Hakim dalam kitabnya : Al-Mustadrak : Kitabul Iman 1 : 6 dan ia berkata : Hadits ini banyak sanadnya dan berbicara masalah pokok-pokok agama.
    6.      Ibnu hibban dalam kitab Mawaariduzh-Zhan'aam: 31 Kitabul Fitan, 4 bab Iftiraaqil Umam, halaman 454 nomor 1834.
    7.      Abu Ya'la Al-Mushiliy dalam kitabnya Al-Musnad : Musnad Abu Hurairah.
    8.      Ibnu Abi 'Ashim dalam kitab "As-Sunnah", bab 19-bab Fima Akhbara Bihin Nabi Anna Ummatahu Sataf Tariqu juz I hal. 33 nomor 66.
    9.      Ibnu Baththah Fil Ibanatil Kubra : bab Dzikri Iftiraaqil Umma Fiidiiniha, Wa'alakam Tartaraqul Ummah ?. juz I hal. 228 nomor 252.
    10.  Al-Aajurriy dalam kitabnya "Asy-Syari'ah" bab Dzikri Iftiraaqil Umam halaman 15.

    Semua ahli hadits tersebut di atas meriwayatkan dari jalan Muhammad bin 'Amr dari Abu Salamah dari Abu Hurarirah dari Nabi SAW.

    RAWI HADITS

    A.      Muhammad bin 'Amr bin Alqamah bin Waqqash Al-Alilitsiy.
    ·     Imam Abu Hatim berkata : Ia baik haditsnya, ditulis haditsnya dan dia adalah seorang Syaikh (guru).
    ·     Imam Nasa'i berkata : Ia tidak apa-apa (yakni boleh dipakai), dan pernah ia berkata bahwa Muhammad bin 'Amr adalah orang yang tsiqah.
    ·     Imam Dzahabi berkata : Ia seorang Syaikh yang terkenal dan haditsnya hasan.
    ·     Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata : Ia orang yang benar, hanya ada beberapa kesalahan[2].
    B.     Abu Salamah itu Abdur-Rahman bin Auf. Beliau adalah rawi Tsiqah, Abu Zur'ahberkata : Ia seorang rawi Tsiqah[3].

    DERAJAT HADITS.
    Hadits ini derajatnya : HASAN, karena ada Muhammad bin 'Amr, tetapi hadits ini menjadi SHAHIH karena banyak SYAWAHIDNYA. Tirmidzi berkata : Hadits ini HASAN SHAHIH. Hakim berkata : Hadits ini SHAHIH menurut syarat Muslim dan keduanya (yaitu : Bukhari, Muslim) tidak mengeluarkannya, dan Imam Dzahabi menyetujuinya. (Mustadrak Hakim : Kitabul 'Ilmi juz I hal. 128). Ibnu Hibban dan Asy-Syathibi dalam Al-'Itisham 2 : 189 menshahihkan hadits ini. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam kitab Silsilah Hadits Shahih No. 203 dan Shahih Tirmidzi No. 2128.

    *      Tentang Kedua
    Artinya :"Dari Abu Amir Abdullah bin Luhai, dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan, bahwasanya ia (Mu'awiyah) pernah berdiri dihadapan kami, lalu ia berkata : Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau bersabda : Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kami dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, dan sesungguhnya umat ini akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan. (Adapun) yang tujuh puluh dua akan masuk neraka dan satu golongan akan masuk surga, yaitu "Al-Jama'ah".
    Keterangan : Hadits ini diriwayatkan oleh :
    1.      Abu Dawud : Kitabus Sunnah, bab Syarhus Sunnah 4 : 198 nomor 4597. Dan hadits di atas adalah lafadz Abu Dawud.
    2.      Darimi 2 : 241 bab Fii Iftiraaqi Hadzihil Ummah.
    3.      Imam Ahmad dalam Musnadnya 4 : 102
    4.      Hakim dalam kitab Al-Mustadrak 1: 128.
    5.      Al-Aajurriy dalam kitab "Asy-Syari'ah" hal : 18
    6.      Ibnu Abi'Ashim dalam kitab As-Sunnah 1 : 7 nomor 1 dan 2.
    7.      Ibnu Baththah Fil Ibanati Kubra 1 : 221, 223 nomor 245 dan 247.
    8.      Al-Laalikai dalam kitab 'Syarhu Ushuulil i'tiqad Ahlis Sunnah wal Jama'ah 1 : 101-102 nomor 150 tahqiq Dr Ahmad Sa'ad Hamdan.
    9.      Ashbahaani dalam kitab "Al-Hujjah Fi Bayaanil Mahajjah" fasal Fidzikril Ahwa' al Madzmumah al Qismul Awwal hal 177 nomor 107.

    Semua Ahli Hadits tersebut di atas meriwayatkan dari jalan : Shafwah bin 'Amr, ia berkata : Telah memberitakan kepadaku Azhar bin Abdullah Al-Hauzani dari Abu 'Amr Abdullah bin Luhai dari Mu'awiyah.

    RAWI HADITS
    1.      Shafwah bin 'Amir bin Haram as-Saksakiy : Ia dikatakan Tsiqah oleh Al-'Ijliy, Abu Hatim, Nasa'i, Ibnu Sa'ad, ibnul Mubarak dan lain-lain.
    · Dzahabi berkata : Mereka para ahli hadits mengatakan ia orang Tsiqah.
    · Ibnu Hajar berkata : Ia orang Tsiqah[4].
    2.      Azhar bin Abdullah Al-Haraazi. Ia dikatakan Tsiqah oleh  Al-I'jiliy dan Ibnu Hibban. Imam   Dzahabi berkata :  Ia seorang  tabi'in  dan  haditsnya hasan.  Ibnu Hajar berkata : Ia Shaduq (orang yang benar) dan ia dibicarakan tentang nashb[5].
    3.      Abu 'Amir Al-Hauzani ialah Abu Amir Abdullah bin Luhai.
    · Abu Zur'ah dan Daraquthni berkata : ia tidak apa-apa yakni boleh dipakai.
    · Al'Ijily dan Ibnu Hibban mengatakan dia orang Tsiqah.
    · Dzahabi dan Ibnu Hajar berkata : Ia orang Tsiqah[6].
    DERAJAT HADITS
    Derajat hadits ini : HASAN, karena ada rawi Azhar bin Abdullah, tetapi hadits ini menjadi SHAHIH dengan SYAWAHIDNYA. Hakim berkata : Sanad-sanad hadits (yang banyak) ini harus dijadikan hujjah untuk menshahihkan hadits ini. Dan Imam Dzahabi menyetujuinya. (Al-Mustadrak I : 128). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Hadits ini Shahih Masyhur (Silsilah Hadits Shahih I : 359 oleh Syaikh Al-Albani).

    entang Ketiga
    Artinya :"Dari Auf bin Malik ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : "Sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, satu golongan masuk surga, dan tujuh puluh dua golongan masuk neraka". Beliau ditanya : "Ya Rasulullah, Siapakah satu golongan itu ?". Beliau menjawab ; "Al-Jama'ah".

    Keterangan : Hadits ini diriwayatkan oleh :
    1.      Ibnu Majjah : Kitabul Fitan, bab Iftiraaqil Umam II:1322 nomor 3992.
    2.      Ibnu Abi 'Ashim 1:32 nomor 63
    3.      Al-Laaikaaiy Syarah Ushul I'tiqaad Ahlis Sunnah Wal Jama'ah 1:101.
    Semuanya meriwayatkan dari jalan 'Amr bin 'Utsman, telah menceritakan kepada kami 'Abbad bin Yusuf, telah menceritakan kepadaku Sahfwan bin 'Amr dari Rasyid bin Sa'ad dari 'Auf bin Malik.

    RAWI HADITS.
    1.      'Amr bin 'Utsman bin Sa'id bin Katsir Dinar Al-Himshi. Nasa'i dan Ibnu Hibban mengatakan : Ia orang Tsiqah[7].
    2.      'Abbad bin Yusuf Al-Kindi Al-Himshi. Ibnu 'Adiy berkata : Ia meriwayatkan dari Shafwan dan lainnya hadits-hadits yang ia menyendiri dalam meriwayatkannya. Ibnu Hajar berkata : Ia maqbul (yakni bisa diterima haditsnya bila ada mutabi'nya)[8].
    3.      Shafwan bin 'Amr : Tsiqah (Taqribut Tahdzib I:368).
    4.      Rasyid bin Sa'ad : Tsiqah (Tahdzib III:225. Taqribut tahdzib I:240).

    DERAJAT HADITS
    Derajat hadits ini : HASAN karena ada 'Abbad bin Yusuf, tetapi harus mejadi SHAHIH dengan beberapa SYAWAHIDNYA. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengatakan hadits ini SHAHIH dalam Shahih Ibnu Majah II:36 nomor 3226 cetakan Maktabul Tarbiyah Al'Arabiy Liduwalil Khalij cet: III tahun 1408H. Hadits tentang terpecahnya umat menjadi 73 golongan diriwayatkan juga oleh Anas bin Malik dengan mempunyai 8 (delapan) jalan (sanad) di antaranya dari jalan Qatadah diriwayatkan oleh Ibnu Majah No. 3993. Imam Bushiriy berkata : Isnadnya Shahih dan rawi-rawinya tsiqah. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah No. 3227. (Lihat : 7 sanad yang lain dalam Silsilah Hadits Shahih 1:360-361.


    Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam kitabul Iman, bab Maaja' Fiftiraaqi Hadzihi Ummah No. 2779 dari shahabat Abdullah bin 'Amr bin Al-Ash dan Imam Al-Lalikaiy juga meriwayatkan dalam kitabnya Syarah Ushulil I'tiqad Ahlis Sunnah wal Jama'ah I:99 No. 147 dari shahabat dan dari jalan yang sama, degan ada tambahan pertanyaan, yaitu : Siapakah golongan yang selamat itu ?. Beliau SAW menjawab : "MAA ANAA 'ALAIYHI WA-ASH-HAABII" "Ialah golongan yang mengikuti jejak-Ku dan jejak para shahabat-Ku".

    HASIL ANALISIS
    Setelah dijabarkan secara panjang lebar hasil daripada penelitian hadits tentang kontroversi terpecahnya ummat ini dengan menggunakan perpaduan hasil daripada penelitian Imam Yazid bin Abdul Qadir Jawas, hadits tersebut di atas juga sudah banyak diteliti oleh banyak muhadditsin. mereka seuapun sepakat dan menyepakati bahwa hadits tersebut merupakan hadits shahih yang secara hakikatnya memang berasal dari pada ucapan Rasulullah SAW dan tidak ada seorangpun yang berhak meragukan keotentikan hadits tersebut di atas.

    Ada sebagian orang yang melemahkan hadits-hadits tersebut, karena melihat jumlah yang berbeda-beda, yakni ; di suatu hadits tersebut 70, di hadits lain disebut 71, di hadits lain lagi disebutkan 72 terpecahnya dan satu masuk surga. Oleh karena itu saya akan terangkan tahqiqnya, berapa jumlah firqah yang binas1.      Di hadits 'Auf bin Malik dari jalan Nu'aim bin Hammad, yang diriwayatkan oleh Bazzar I:98 No. 172 dan Hakim IV:130 disebut 70 lebih dengan tidak menentukan jumlahnya yang pasti. Tetapi sanad hadits ini LEMAH karena ada Nu'aim bin Hammad. Ibnu Hajar berkata : Ia banyak salahnya. Nasa'i berkata :Ia orang yang lemah. (Lihat : Mizanul I'tidal IV:267-270. Taqribut Tahdzib II:305 dan Silsilah Hadits Dha'ifah dan Maudhu'ah oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani).
    2.      Di hadits Sa'ad bin Abi Waqqash dari jalan Musa bin "Ubaidah ar-Rabazi yang diriwayatkan oleh Al-Ajurriy Fisy-"Syari'ah", Bazzar fi "Kasyfil Atsar" No.284 dan Ibnu Baththah Fil "Ibanatil Kubra" No. 242,245,246, disebut 71 golongan sebagaimana Bani Israil. Tetapi sanad hadits ini LEMAH karena Musa bin 'Ubaidah adalah rawi LEMAH.(lihat : Taqribut-Tahdzib II : 286).
    3.      Di hadits 'Amr bin Auf dari jalan Katsir bin Abdillah, dan dari Anas dari jalan Al-Walid bin Muslim yang diriwayatkan oleh Hakim I:129 dan Imam Ahmad, disebut 72 golongan. Tetapi sanad ada dua rawi di atas (Taqribut Tahdzib II:132, Mizanul I'tidal IV:347-348 dan Taqribut Tahdzib II:336).
    Di hadits Abu Hurairah, Mu'awiyah 'Auf bin Malik, Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, Ali bin Abi Thalib dan sebagian dari jalan Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh para Imam ahli hadits disebut 73 golongan, yaitu ; 72 golongan masuk neraka dan 1 (satu) golongan masuk surga, dan derajat hadits-hadits ini adalah shahih sebagaimana sudah dijelaskan di atas.

    MAKNA HADITS.
    Sebagian orang menolak hadits-hadits yang shahih karena mereka lebih mendahulukan akal ketimbang wahyu, padahal yang benar adalah wahyu yang berupa nash Al-Qur'an dan Sunnah yang shahih lebih tinggi dan lebih utama dibanding dengan akal manusia, karena manusia ini adalah lemah, jahil (bodoh), zhalim, sedikit ilmunya, sering berkeluh kesah, sedangkan wahyu tidak ada kebathilan di dalamnya (41:42).

    Adapun soal makna hadits masih musykil (sulit dipahami) maka janganlah cepat-cepat kita menolak hadits-hadits shahih, karena betapa banyaknya hadits-hadits shahih yang belum kita pahami makna dan maksudnya .!!

    Yang harus digaris bawahi adalah bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih tahu daripada kita. Rasulullah SAW menerangkan bahwa umatnya akan mengalami perpecahan dan perselisihan dan akan menjadi 73 (tujuh puluh tiga) firqah,semuanya ini telah terbukti. Yang terpenting bagi kita sekarang ini ialah berusaha mengetahui tentang kelompok-kelompok yang binasa dan golongan yang selamat serta ciri-ciri mereka berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah As-Shahihah dan penjelasan para shahabat dan para Ulama Salaf, agar kita menjadi golongan yang selamat dan menjauhkan diri dari kelompok-kelompok sesat yang kian hari kian berkembang[9].

    TARJIH
    Sudah jelas dari uraian di atas tersebut, bahwa hadits – hadits yang menerangkan terpecahnya ummat menjadi 73 golongan adalah lebih banyak sanadnya dan lebih kuat perawinya daripada hadits hadits lain yang menyebutkan kuantitas yang berbeda. jadi yang bolehmenjadi rujuka hadits secara kuantitasnya adalah bahwa ummat ini sesuai dengan prediksi Rasul adalah berjumlah 73 golongan bukan yang lainnya.

    SUMBER BACAAN
    ¥       TIM PWNU Jawa Timur, Aswaja An Nahdliyah ; Ajaran Ahlu As Sunah Wa Al Jama’ah yang berlaku dikalangan NU [Lajnah Ta’lif Wa An Nasyr nahdlatul ‘Ulama]. 2006. Khalista, Surabaya.
    ¥       ______________, cHm File digital : Mashowatu Ahadits Wa At Tafsir [Kumpulan macam Kitab Hadits Nabi Terlengkap & Musthalahu Al Hadits] Indowebster.com/software_islami_hadits_mashowat/or.id
    ¥       Ahmad ibn Syech Hujazi, Al Majalis As Saniyah Fi Syarhi Al Arba’in An Nawawiyah, Maktabah ArRidho’ Toha Putra Groups. 2006, Semarang.
    ¥       KH. Siradjuddin Abbas, ‘Iitiqad Ahlu As Sunah Wa Al Jama’ah. 2001, Pustaka tarbiyah, Jakarta.
    ¥       Artikel kedudukan Hadits oleh Imam yazid bin Abdul Qodir Jawas.¥       http://groups.yahoo.com/groups/assunah/message/87

    ¥       A. Qodir Hasan, Ilmu Musthalahul Hadits. 2007, CV Penerbit Diponogoro. Bandung.
    ¥       Artikel NU hanya sebuah Manhaj Fikr bukan Agama oleh KH. Aqiel Siradj [Dalam buku Kiai Menggugat].


    [1] Aswaja An Nahdliyah TIM PWNU Jawa Timur -Lajnah Ta’lif Wa An Nasyar NU- Khalista Surabaya Th. 2006 hal.2
    [2] Lihat : Al-Jarhu wat Ta'dil 8 : 30-31, Mizanul I'tidal III : 367, Tahdzibut Tahdzib IX : 333-334, Taqribut Tahdzib II : 196
    [3] Lihat : Tahdzibut Tahdzib XII : 127. Taqribut Tahdzib II : 430
    [4] Lihat : Tahdzibut Tahdzib IV : 376. Al-Jarhu wat Ta'dil IV : 422. Taribut Tahdzib I : 368, Al-Kasyif  II : 27
    [5] Lihat : Mizanul I'tidal  I:173. Taqribut Tahdzib I:52. Ats-Tsiqat oleh Al-'Ijily hal.59 dan ASt-Tsiqat oleh Ibnu hibban  IV : 38
    [6] Lihat: Al-Jarhu wa Ta'dil V : 145. Tahdzibut Tahdzib V : 327. Taqribut-Tahdzib 1 : 444 dan Al-kasyif II : 109
    [7] lihat : Tahdzibut Tahdzib VIII:66-67
    [8] Lihat Mizanul I'tidal II:380. tahdzibut Tahdzib V:96-97. Taqribut Tahdzib I:395
    [9]  Dari hadits tersebut juga dapat kita ketahui bersama betapapun hadits tersebut memecah umat Islam ini menjadi beberapa bagaian,akan tetapi tetaplah keotentikan ajaran islam yang akan tetap dan selalu diridhoi oleh Allah adalah mereka yang berpegang teguh terhadap ajaran Allah lewat Al Qur’an serta Hadits Nabi yang telah dibuktikan serta dicerminkan secra empiris oleh para sahabat – sahabatnya.